“Sepucuk Surat Untukmu Gaza”
Mentari
bersinar dengan indahnya, mengitari khatulistiwa nan rupawan. Langit dan
tumbuhan hijau serasa enggan mengusir sorotan mata yang kian lama semakin di
cinta. Betapa besar kuasa Allah dengan indah nya alam ini, sehingga kita
manusia diberikan kesempatan untuk bisa merasakan dan sebagai saksi hidup kuasa
Allah SWT.
Hidup
ini kadang tidak bisa ditebak, karena hidup ini merupakan rahasia ilahi robbi.
Bisa jadi apa yang kita sukai malah akan menjadi buruk di masa depan, bisa jadi
pula apa yang kita benci justru menjadi tonggak masa depan yang lebih baik.
Katanya
hidup itu bebas. Namun, masih banyak saudara-saudara kita yang terkekang diluar
sana. Katanya hidup ini menjunjung tinggi hak kemanusiaan. Namun, nyatanya banyak
orang yang dengan teganya membunuh nyawa manusia yang tidak bersalah. Katanya
hidup cinta damai. Namun, masih ada
perpecahan dan peperangan yang banyak merugikan. Sadarkah kita ?
Palestina
merupakan salah satu negara yang merasakan ini. Hidup terasa terkekang penuh
rasa takut, khawatir, dan tidak bebas. Rakyat-rakyat palestina yang menjadi
korban karena, kekejaman kaum zionis israel.
Sebenarnya,
apa tujuan israel untuk menyerang palestina ? tiadakah ia hati sehingga dengan
teganya menghalalkan segala cara untuk mewujudkan keinginannya. Sudah lama
sekali israel itu menyerang negeri Palestina. Mengapa tidak ada negara yang
peduli untuk mendamaikan konflik ini. Apa yang ditakutkan sebenarnya oleh
negara lain terhadap israel.
Berbagai
pertanyaan dihati saya kian banyak, yahudi dan pembunuhan kian meraja lela tak
ada yang bisa saya lakukan kecuali memohon kepada sang pencipta agar perdamaian
segera dilakukan. dan rakyat disana tidak menjadi korban kembali. Sungguh
kasihan mereka kehilangan teman, saudara, keluarga, yang dicintainya. Tidak
adakah keadilan. Sehingga mereka tidak merasakan senyuman, kebahagiaan, dan
kebersamaan. Yang mereka rasakan ketakutan, ketakutan, dan ketakutan. Ketika agresi israel terjadi di sana sini
terjadi pengeboman yang meluluh lantahkan bangunan-bangunan dan jiwa-jiwa yang
tidak berdosa. Tangis pedihnya air mata tak lantas mengurungkan agresi tersebut
kini habislah semua. Namun, janganlah engkau putus asa wahai saudaraku rakyat
palestina. Percayalah kita masih punya Allah, Tuhan yang menguasai jagad raya
ini. Ingatlah janji-janji Allah. Sesungguhnya Allah itu tidak akan ingkar
janji. Jadilah pribadi yang tegar saudaraku, milikilah jiwa ksatria dalam
dadamu. Semangatlah, sesungguhnya sesudah kesulitan pasti ada kemudahan, pasti
ada saat dimana kita umat muslim bisa menunjukkan sesuatu kepada dunia.
Ku
tuliskan sepucuk surat untukmu rakyat gaza palestina walaupun kita jauh namun
sebenarnya kita ini dekat, karena kita memiliki persaudaraan sesama muslim.
Saya bisa merasakan kesedihanmu kini, namun aku adalah manusia biasa yang hanya
lantunan doa ku kirimkan kepadamu. Kalau bisa tubuh ini berjuang untukmu akan
ku lakukan. Namun aku tak ingin hanya mengandalkan otot saja dalam membelamu.
Ribuan umat muslim pun turut berduka dan berusaha untuk kebebasanmu wahai
rakyat gaza. Percayalah. Jangan kau putus asa dari rahmat Allah, ingatlah bahwa
sebenarnya kehidupan ialah setelah kita didunia ini.
Wahai
rakya gaza, pernahkah kau memimpikan kejayaan dan kesejahteraan akan datang,
yakinlah!, yakinlah!,yakinlah! Pasti kamu dapatkan, tak masalah jikalau memang
didunia ini engkau tidak mendapatkannya. Pasti akan engkau dapatkan disurga
nanti.
Seandainya
saja, saya seorang presiden. Saya akan membeli pulau untuk saya berikan kepada
israel, agar mereka tidak mengusik dan mengganggu kehidupanmu lagi.
Sepucuk
surat ini memang begitu sederhana, namun kutuliskan ini sebagai tanda cintaku
terhadap saudaraku. Keindahan Islam, kejayaan Islam yang dulu hampir
mendominasi dunia menguasai 2 per 3 dunia pada masa khalifah Umar bin Khottab
R.A dan Usman bin Affan R.A , kini tinggal sejarah karena kemerosotan kualitas
keimanan kita, sebagai umat muslim. Namun, setelah kita jatuh apakah kita tidak
ingin bangkit dari keterpurukan ini, membiarkan saudara kita rela berjuang
sendiri dan mengakhirinya dengan kematian. Masih ada kesempatan agar kita umat muslim tidak
ditindas seperti ini. Yaa, dengan kita bersatu, umat muslim adalah satu Tuhan,
dan satu Rosul. Allah SWT dan kekasihnya Nabi Muhammad SAW.
Sepecuk
serat ini bukan hanya untuk rakya gaza saja. Namun, kepada para
pembacasekalian. Kalau kita masih ada keimanan dan rasa kepedulian yang tinggi,
marilah kita bersatu. Masih ingatkah kita, ketika bangsa Indonesia yang besar
ini selama berabad-abad dijajah, melawan selalu gagal. Karena, mereka dahulu
hanya mempertahankan daerahnya saja, bukan negeri ini. Sehingga beribu-ribu kali mencoba pun
kekalahan yang didapatkan. Namun, ketika rakyat Indonesia bersatu berjuang demi
kemerdekaan, kebebasan tanpa penindasan. Bangsa Indonesia mampu mengalahkan
bangsa lain yang notabene lebih maju, lebih dari segala-segala aspek. Semua
berawal dari ketidakmungkinan. Seperti lahirnya manusia, lahirnya jagad raya
ini, siapa bisa menebak ini bisa terjadi. Memang tak dapat dipungkiri kini
bangsa Indonesia serasa kehilangan kembali lambangnya. Namun, ini semua bisa
menjadi contoh kebangkitan bagi kita umat muslim.
Kita
bisa mengibaratkan Palestina gaza itu satu lidi, maka akan mudah untuk
dipatahkan bahkan dihancurkan. Namun, beda cerita ketika umat muslim yang ada
di seluruh dunia entah dari suku, marga, bangsa, dan negara kelahiran yang
berbeda. Para Ilmuwan muslim, cendikiawan muslim, profesor muslim, ulama, dai,
pejuang dan semuanya bersatu , dapat kita ibaratkan kumpulan batang lidi yang
saling menyatu. Kemudian memiliki tujuan yang jelas. Yakni keridaan Allah SWT,
sehingga akan terikat kumpulan lidi itu menjadi lidi yang kuat, tegar, dan
sulit untuk dikalahkan. Teringat sebuah kata-kata kebaikan tidak terstruktur
pasti akan dikalahkan oleh kejahatan yang terstruktur, namun juka kebaikan ini
terstruktur maka kejahatan terstruktur akan mudah kita kalahkan.
Sudah
saatnya, umat muslim merasakan dan merindukan adanya panji-panji islam yang
satu. Mencapai generasi emas umat muslim yang ada di penjuru dunia.
Singkirkanlah segala masalah yang memecahkan kita sebagai umat muslim, tak
saatnya bangga dengan Islam yang bercabang, karena itu akaan membuat kehancuran
bagi kita umat muslim sehingga serasa banyak saudara-saudara kita yang
ditindas, dibantai, dan dibunuh dengan
cara yang kejam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar