Total Tayangan Halaman

Sabtu, 08 Februari 2014

Artikel "Keruntuhan Teori Evolusi"

Teori Evolusi menurut Luqman Al - Hakim
 Pendahuluan
Ketika liburan semester, saya pernah mengunjungi sekaligus wisata di kebun binatang Jurug Surakarta, saya cukup senang bisa wisata dengan keluarga disana. Namun, ternyata banyak anggapan masyarakat sekitar terutama di wilayah Solo Raya yang menganggap bahwa berwisata di kebun binatang Jurung sama saja dengan menyamakan rupa dengan kera dan sejenisnya atau bahasa jawa nya madake rupa, hal itu terdengar aneh di telinga saya, sehingga dalam pikiran saya bertanya – tanya.
Apakah hal ini yang menyebabkan kebun binatang Jurug minim pengunjung ?
Apakah hal ini yang membuat kebun binatang Jurug kurang terawat ?
Apakah hal ini berhubungan dengan teori  Evolusi Darwin yang menganggap manusia, nenek moyangnya dulu adalah sebangsa kera ?
 Padahal kenyataannya di kebun binatang Jurug sana, bukan hanya ada spesies kera saja, tetapi banyak sekali hewan – hewan yang di lestarikan di kebun binatang Jurug. Pernah saya sesekali surve terutama di kalangan muda. Banyak sekali kalangan muda yang liburan di tempat – tempat yang modern seperti di bioskop, Tawang mangu, Pantai, sampai ke luar pulau Jawa yaitu ke Bali. Masih ingat dalam memori saya ketika kelas dua SMA, mengisi liburan dengan study tur jauh sampai di Pulau Bali. Pernahkah kita berfikir dan melihat sebenarnya obyek wisata juga ada di sekitar kita, salah satunya kebun binatang Jurug. Banyak hal yang dapat kita pelajari di kebun binatang Jurug ini, dari spesiesnya, hidupnya, makannya, keunggulannya, dan asal usul Binatang dan masih banyak lagi di kebun binatang Jurug yang bisa kita pelajari.
Ternyata usut punya usut nggak bikin kusut, banyak di kalangan muda yang gengsi untuk wisata di kebun binatang Jurug, katanya kampungan, jelek, tidak menarik, dan alasan yang telah disampaikan diatas yaitu menyamakan rupa kita manusia dengan kera atau sejenisnya. Kembali diri ini bertanya apakah kita manusia merupakan keturunan kera seperti yang dikatakan oleh bapak evolusi Darwin ?.
Kemudian setelah saya menginjak naik ke kelas tiga SMA, tepatnya dalam pelajaran biologi, semester dua yang membicarakan tentang bab evolusi, Ditambah adanya acara outing class to sangiran, saya menemukan jawabannya.
Bahwa menurut Darwin bahwa manusia modern saat ini merupakan evolusi dari kera. Ini menurut teori Darwin lebih tepatnya menurut saya hipotesis ataupun dugaan dari Charles Darwin yang disertai oleh penelitian dari Darwin.
Saat saya bersama rekan – rekan  berkunjung untuk observasi di sangiran, permulaan kami menonton sebuah film yang berdurasi 30 menit. Didalam film itu disampaikan bahwa permulaan manusia dan kera nenek moyang nya adalah “Australopithecus”, yang berarti “Kera Afrika Selatan”. yang melakukan perjalanan ke berbagai daerah termasuk ke negeri kita Indonesia.
Kita sebagai umat muslim, jangan lah kita mau percaya terhadap seseorang tanpa adanya bukti yang benar – benar terjadi baik menurut ilmiah maupun menurut kepercayaan, bukan hanya sekedar hipotesis yang merupakan dugaan terhadap suatu kejadian. Lalu bagaimana kita harus percaya atau tidak. Kawan untuk persoalan kali ini perlunya kita kembali pada Al – Qur’an dan As – Sunnah yang telah di tinggalkan Rosullah SAW setelah wafat.
Asal Mula Manusia berdasarkan Al-Qur'an (Nabi Adam a.s)

Saat Allah Swt. merencanakan penciptaan manusia, ketika Allah mulai membuat “cerita” tentang asal-usul manusia, Malaikat Jibril seolah khawatir karena takut manusia akan berbuat kerusakan di muka bumi. Di dalam Al-Quran, kejadian itu diabadikan,


 30.    Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu ber-firman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah[1]) di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hen-dak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, se-dangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al Baqarah : 30)


 ".. Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, 'Sesungguhnya, Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka, apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud" (QS. Al Hijr: 28-29). 

Firman inilah yang membuat malaikat bersujud kepada manusia, sementara iblis tetap dalam kesombongannya dengan tidak melaksanakan firman Allah. Inilah dosa yang pertama kali dilakukan oleh makhluk Allah yaitu kesombongan. Karena kesombongan tersebut Iblis menjadi makhluk paling celaka dan sudah dipastikan masuk neraka. Kemudian Allah menciptakan Hawa sebagi teman hidup Adam. Allah berpesan pada Adam dan Hawa untuk tidak mendekati salah satu buah di surga, namun Iblis menggoda mereka sehingga terjebaklah Adam dan Hawa dalam kondisi yang menakutkan. Allah menghukum Adam dan Hawa sehingga diturunkan kebumi dan pada akhirnya Adam dan Hawa bertaubat. Taubat mereka diterima oleh Allah, namun Adam dan Hawa menetap dibumi. Baca Surat Al-Baqarah Ayat 33-39.

Adam adalah ciptaan Allah yang memiliki akal sehingga memiliki kecerdasan, bisa menerima ilmu pengetahuan dan bisa mengatur kehidupan sendiri. Inilah keunikan manusia yang Allah ciptakan untuk menjadi penguasa didunia, untuk menghuni dan memelihara bumi yang Allah ciptakan. Dari Adam inilah cikal bakal manusia diseluruh permukaan bumi. Melalui pernikahannya dengan Hawa, Adam melahirkan keturunan yang menyebar ke berbagai benua diseluruh penjuru bumi; menempati lembah, gunung, gurun pasir dan wilayah lainnya diseluruh penjuru bumi. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT yang berbunyi:

"Dan sesungguhnya Kami muliakan anak-anak Adam; Kami angkut mereka didaratan dan di lautan; Kami berikan mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyak makhluk yang telah Kami ciptakan." (QS. al-Isra' [17]: 70)
            Dalam konteks ini sangat jelas bahwa kita manusia merupakan mahluk yang paling sempurna yang memiliki kelebihan dan kecerdasan atas kebanyakan mahluk lain. Apalagi jika kita manusia dibandingkan dengan kera yang tidak memiliki akal pikiran maupun kecerdasan yang kita miliki. Bisa dibuktikan, coba saja kera di adu tanding dengan manusia, tidak usah besar – besar seekor kera dengan seorang anak tk, di tes 1 + 1 berapa ? hehe . . . pasti anak kecil itu jawab 2. Namun seekor kera mana mungkin bisa jawab, bicara bahasa kita saja sulit bahkan tidak bisa diajari seperti apapun, tetapi berbeda dengan kita manusia ketika diajari banyak bahasa bukan saja bahasa ibu tetapi juga puluhan bahasa asing yang ada didunia ini.  Bahkan ada contoh manusia yang bisa menguasai banyak bahasa, tidak usah jauh – jauh sampai luar negeri, manusia ini asalnya dari negara kita Indonesia. Dia adalah Gayatri Wailissa pelajar SMA dari Ambon yang di undang acara televisi Kiky Andy pada tanggal 19 Juli 2013, teman – teman bisa menonton acara tersebut di youtube. Manusia bernama Gayatri ini merupakan orang Indonesia tunggal pertama delegasi yang mewakili Indonesia untuk negara ASEAN mewakili ASEAN ke Asia Pasifik menjadi duta ASEAN ke Nepal 2013. Dia mampu menguasai sembilan bahasa antara lain bahasa Inggris, Belanda, Jerman, Prancis, Mandarin, Jepang, Itaia, Spanyol, Arab. Hebatnya  bahasa itu ia pelajari secara autodidak sungguh luar biasa. bandingkan lagi dengan kera apakah bisa seekor kera menguasai sembilan bahasa jangankan sembilan bahasa, satu bahasa saja pasti mengalami kesulitan atau tidak mungkin (impossible).
            Kawan – kawan ada yang tahu apasih dasarnya mengapa Darwin mengakatan kita ini manusia nenek moyangnya kera, Temen – temen mau di anggap keturunan kera ? pasti jawabanya sudah bisa DITEBAK. Ternyata dasar Darwin mengatakan manusia keturunan kera, karena kera memiliki kesamaan tingkah laku dan fisik dengan manusia. Hanya karena itulah Darwin menklaim manusia berasal dari kera karena faktor seleksi alam sungguh teori yang tidak dapat diterima. Mengapa saya mengatakan demikian. Kalau hanya karena memiliki sesamaan tingkah laku dengan manusia mengapa hanya kera yang di identifikasi memiliki kekerabatan dengan manusia ??? contohnya Burung Merpati hewan yang memiliki kesetiaan terhadap pasangannya, Lebah Hewan yang cerdas yang bisa membangun sarangnya dengan design arsitektur yang sangat luar biasa, bahkan di jepang design sarang lebah sudah dijadikan dasar sebagai pembangunan Gedung dengan bahan dasar Plastik daur ulang. kenapa kedua hewan ini tidak dinyatakan memiliki hubungan kekerabatan dengan manusia ?, padahal Burung Merpati Setia terhadap pasangannya sama seperti manusia,  Lebah memiliki kecerdasan yang luar biasa dengan design sarangnya yang diakui sangat luar biasa oleh para arsitek. Tidak ada penjelasan lebih ilmiah tentang teori ini. Hubungan kekerabatan antar Makhluk Hidup hanya bisa dibuktikan melalui Kode DNA-nya bukan karena kemiripan sifatnya. 

Australopithecus: Spesies Kera yang telah Punah

Para evolusionis menyatakan bahwa Australopithecus merupakan nenek moyang paling primitif dari manusia modern. Mereka merupakan spesies tua dengan struktur kepala dan tengkorak serupa dengan kera modern, walau kapasitas tempurung kepalanya lebih kecil. Menurut pernyataan evolusionis, makhluk-makhluk ini memiliki sifat sangat penting yang membuktikan bahwa mereka adalah nenek moyang manusia: bipedalisme. Gerakan kera dan manusia sangat berbeda.
Manusia adalah satu-satunya makhluk hidup yang bergerak dengan bebas menggunakan kedua kakinya. Beberapa hewan juga memiliki kemampuan terbatas untuk bergerak seperti ini, tetapi mereka yang memiliki kerangka yang bungkuk.Menurut evolusionis, makhluk-makhluk hidup yang disebut Australopithecus ini memiliki kemampuan untuk berjalan membungkuk, tidak dengan postur tegak seperti manusia. Walau begitu, cara berjalan bipedal yang terbatas ini sudah cukup untuk membuat evolusionis untuk memproyeksikan bahwa makhluk ini merupakan nenek moyang manusia.Bagaimanapun, bukti pertama yang menyanggah pernyataan tanpa bukti para evolusionis bahwa Australopithecus merupakan bipedal datang dari evolusionis sendiri.
Kajian-kajian mendetail pada fosil-fosil Australopithecus memaksa evolusionis untuk mengakui bahwa mereka tampak “terlalu” mirip kera. Setelah melakukan riset anatomis terinci pada fosil-fosil Australopithecus pada pertengahan tahun 1970-an, Charles E. Oxnard mempersamakan struktur kerangka Australopithecus dengan milik orang utan modern. “Sebuah bagian penting dari kebijaksanaan konvensional dewasa ini tentang evolusi manusia didasarkan pada kajian atas gigi, rahang dan fragmen-fragmen tengkorak fosil-fosil Australopithecus. Ini semua menunjukkan bahwa hubungan terdekat antara asutralopithecus dengan silsilah manusia mungkin tidak benar. Semua fosil ini berbeda dari gorila, simpanse dan manusia. Jika dikaji sebagai sebuah grup, Australopithecus lebih mirip dengan orang utan.” Yang benar-benar memalukan evolusionis adalah temuan bahwa Australopithecus tidak mungkin berjalan dengan dua kaki dan dengan postur bungkuk. Hal ini secara fisik akan sangat tidak efisien bagi Australopithecus, yang dinyatakan sebagai bipedal tapi dengan cara berjalan membungkuk, untuk berjalan seperti itu karena akan membutuhkan energi yang sangat besar.
Melalui simulasi komputer pada tahun 1996, ahli Paleoantropologi Inggris Robin Crompton juag menunjukkan bahwa cara berjalan “gabungan” seperti itu tidak mungkin. Crompton mencapai kesimpulan berikut: makhluk hidup dapat berjalan dengan salah satu dari dua cara: tegak atau dengan empat kaki. Bentuk cara berjalan di antara keduanya tidak dapat dilakukan untuk periode yang panjang karena membutuhkan energi yang sangat besar. Ini berarti bahwa Australopithecus tidak mungkin sekaligus bipedal dan memiliki posisi berjalan membungkuk. Barangkali kajian terpenting yang menunjukkan bahwa Australopithecus tidak mungkin bipedal adalah di tahun 1994 dari riset ahli anatomi Fred Spoor dan timnya di Departemen Anatomi Manusia dan Biologi Seluler di Universitas Liverpool, Inggris. Grup ini melakukan melakukan kajian atas bipedalisme pada makhluk-makhluk hidup yang memfosil. Riset mereka menyelidiki mekanisme keseimbangan secara tak sengaja yang ditemukan dalam rumah siput pada telinga, dan temuan menunjukkan secara meyakinkan bahwa Australopithecus tidak mungkin bipedal. Ini membantah klaim apa pun bahwa Australopithecus menyerupai manusia. 
Seri Homo : Benar-benar Manusia
Langkah selanjutnya dalam evolusi manusia rekaan adalah “Homo”, yaitu seri manusia. Makhluk-makhluk hidup ini adalah manusia yang tidak bebeda dari manusia modern, tetapi memiliki beberapa perbedaan rasial. Karena berusaha untuk membesar-besarkan perbedaan-perbedaan ini, evolusionis menampilkan orang-orang ini tidak sebagai suatu “ras” manusia modern, tetapi sebagai suatu “spesies” yang berbeda. Bagaimanapun, sebagaimana kita akan segera lihat, orang-orang pada seri Homo tidak lebih dari tipe ras manusia biasa.Menurut skema rekaan evolusionis, evolusi internal spesies Homo adalah sebagai berikut: pertama Homo erectus, kemudian Homo sapiens purba dan Manusia Neandertal, lalu Manusia Cro-Magnon dan terakhir manusia modern. Walau klaim evolusionis bertolak belakang, semua “spesies” yang telah kita sebutkan di atas tidak lain dari manusia murni.
Mari kita pertama menguji Homo Erectus, yang dirujuk evolusionis sebagai spesies manusia yang paling primitif.Bukti paling mengejutkan yang menunjukkan bahwa Homo erectus bukanlah spesies “primitaif” adalah fosil “Anak Lelaki Turkana”, salah satu sisa Homo erectus tertua. Fosil tersebut diperkirakan milik seorang anak laki-laki berusia 12 tahun, yang mungkin akan mencapai tinggi dewasa 1,83 meter. Struktur kerangka yang tegak dari fosil tidak berbeda dengan manusia modern. Struktur kerangkanya yang tinggi dan langsing sepenuhnya menyerupai milik orang-orang yang tinggal di wilayah tropis pada zaman kita. Fosil ini merupakan salah satu dari bukti paling penting bahwa Homo Erectus tidak lebih dari spesimen lain dari ras manusia modern.
 Ahli paleontologi evolusionis Richard Leakey membandingkan antara Homo erectus dan manusia sebagai berikut:Perbedaan bentuk tengkorak, tingkat tonjolan wajah, kekokohan dahi dan sebagainya akan terlihat. Perbedaan-perbedaan ini mungkin seperti yang kita saksikan saat ini pada ras-ras manusia modern yang terpisah secara geografis. Variasi biologis semacam ini muncul ketika populasi-populasi saling terpisah secara geografis untuk kurun waktu yang lama.9 Hal yang ingin disampaikan oleh Leakey adalah bahwa perbedaan antara Homo erectus dan kita tidak lebih dari perbedaan antara Negro dan Eskimo.
Bentuk tempurung kepala Homo erectus berasal dari cara makan mereka, dan emigrasi genetis dan dari tidak berasimilasinya mereka dengan ras-ras manusia lainnya selama periode yang panjang.Bukti kuat lainnya bahwa Homo erectus bukan spesies “primitif” adalah bahwa fosil dari spesies ini yang digali berumur 27.000 tahun dan malahan 13.000 tahun. Menurut artikel yang dimuat dalam Time – yang bukanlah terbitan periodis ilmiah, namun bagaimanapun memiliki efek mempengaruhi duania ilmu pengetahua – fosil Homo erectus berusia 27.000 tahun ditemukan di pulau Jawa. Di rawa Kow di Australia, beberapa fosil berusia 13.000 tahun ditemukan dengan membawa karakteristik Homo Sapiens-Homo erectus. Semua fosil ini menunjukkan bahwa Homo erectus terus hidup hingga ke masa yang sangat dekat dengan zaman kita dan mereka tak lebih dari ras manusia yang sejak itu telah terkubur dalam sejarah. 
Homo Archaic dan Manusia Neandertal
Homo sapiens archaic adalah pelopor dari manusia kontemporer dalam skema evolusioner rekaan. Nyatanya, evolusionis tidak berbicara banyak tentang manusia-manusia ini, seakan hanya terdapat perbedaan-perbedaan minor di antara mereka dan manusia modern. Beberapa periset malah menyatakan bahwa perwakilan dari ras ini masih hidup hari ini, dan menunjuk suku Aborigin di Australia sebagai contoh. Seperti Homo sapiens, Aborigin juga memiliki alis mata yanag tebal dan menonjol, struktur mandibular yang cenderung ke dalam, dan volume tempurung kepala yang sedikit lebih kecil. Lebih jauh lagi, penemuan-penemuan yang berarti telah didapat, mengisyaratkan bahwa manusia semacam itu pernah hidup di Hungaria dan beberapa desa di Italia sampai beberapa waktu yang lalu.
Evolusionis menunjuk fosil manusia yang digali di lembah Neander di Belanda yang telah dinamai Manusia Neandertal sebagai suatu sub spesies dari manusia modern dan menamakannya “Homo sapiens neandertalensis”. Jelas bahwa ras ini hidup bersama dengan manusia modern, pada waktu dan area yang sama. Temuan-temuan membuktikan bahwa Neandertal mengubur mayat kerabat mereka, membuat alat musik dan memiliki hubungan kebudayaan dengan Homo sapiens sapiens yang hidup seperiode. Struktur tengkorak dan kerangka yang sepenuhnya modern dari fosil-fosil Neandertal tidak terbuka atas spekulasi apa pun.
 Seorang pakar dalam subjek ini, Erik Trinkaus dari Universitas New Mexico menulis: Perbandingan anatomis terperinci antara sisa-sisa kerangka Neandertal dengan kerangka manusia modern tidak menunjukkan dengan pasti bahwa kemampuan lokomotif, manipulatif, intelektual atau bahasa Neandertal lebih rendah dari manusia modern.10 Nyatanya, Neandertal malah memiliki beberapa kelebihan “evolusioner” dibanding manusia modern. Kapasitas tempurung kepala Nendertal lebih besar dari manusia modern dan mereka lebih kekar dan berotot dibandingkan kita. Trinkaus menambahkan: “Salah satu keistimewaan Neandertal yang paling karakteristik adalah kemasifan yang luar biasa dari tulang-tulang batang tubuh dan anggota badannya. Semua tulang yang terawetkan menunjukkan kekuatan yang jarang dimiliki manusia modern. Lebih jauh lagi, tidak hanya kekekaran ini tampak pada lelaki dewasa, seperti yang diperkirakan orang, tetapi juga muncul pada wanita dewasa, remaja bahkan anak-anak.”Persisnya, Neandertal merupakan suatu ras manusia khusus yang terasimilasi dengan ras-ras lain dengan perjalanan waktu.
            Jadi, Kawan dari pernyataan diatas telah jelas kita ini manusia bukan nenek moyang nya kera. Kawan – kawan masih ingat tidak lagu nusantara bahwa nenek kita seorang pelaut. Oke deh kalau belum ingat saya akan memberikan sedikit lirik lagu nusantara tersebut.

Nenek moyangku seorang pelaut
Gemar mengarung luas samudra
Menerjang ombak tiada takut
Menempuh badai sudah biasa

Angin bertiup layar berkembang
Ombak berdebur ditepi pantai
Pemuda b’rani bangkit sekarang
Kelaut kita beramai ramai.

Jadi, masihkah kita percaya bahwa nenek moyang kita seekor kera atau nenek moyang kita seorang pelaut , , , ? terserah kawan – kawan pilih yang mana.
Coba lihat gambar di bawah ini :
            Bahwa sudah jelas sebenarnya tentang evolusi sebenarnya tidak ada, apalagi lahirnya evolusi secara spontan (kebetulan). Dan menurut saya manusia bukan lah keturunan kera. makhluk hidup tidak mungkin berevolusi karena di alam tidak ada mekanisme yang menyebabkannya. Kenyataan ini sesuai dengan bukti-bukti catatan fosil, yang menunjukkan bahwa skenario evolusi sangat menyimpang dari kenyataan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar